Selamat Datang di Blog Mau Pintar

SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANAKU

Jumat, 18 Juli 2014

Cerita Rakyat Alor "Bunanema dan Kallang Buri"

BUNANEMA DAN KALLANG BURI

ada zaman  dahulu  ada sebuah kerajaan  yang  bernama
kerjaan “Kaila Wallang” terletak di Puntaru yang sekarang sudah ditutupi atau digenangi oleh air laut rajanya bernama Mai Wallang.
Keinginan raja untuk beristri lagi sebab ia mendengar ada seorang putrid yang cantik, yaitu putrid raja dari kerajaan Sambawa, lalu sang raja mengutus beberapa tokoh adat kerajaan untuk ke Sembawa seraya meminang putri raja. Raja Sembawa menerima pinangan dari raja Mai Wallang dan langsung menyerahkan putrinya yang bernama Bumanema kepada para delegasi dari kerajaan Mai Wallang, setelah memenuhi beberapa persyaratan adat yang sudah disepakati kedua belah pihak, sesuai tradisi adat yang berlaku pada waktu itu, apabila seorang putrid raja keluar kawin maka harus didampingi oleh seorang perempuan sebagai dayang-dayang atau budak. Karena itu raja menyerahkan seorang perempuan bernama Kallang Buri untuk menjadi dayang-dayang dari Bunanema.
Kemudian para delegasi dari kerajaan Mai Wallang membawa putrid raja Bunanema bersama Kallang Buri ke kerajaan Kaia Wallang. Sementara dalam perjalanan mengarungi lautan, terjadi pertengkaran mulut antara Bunanema dan Kallang Buri, karena Kallang Buri mengakui dirinya sebagai putrid raja, pada saat merapat ke pelabuhan. Kallang Buri menolak Bunanema jatuh kelaut kemudian Kallang Buri memakai pakaian putri kerajaan dan menempatkan dirinya sebagai Bunanema. Rombongan kerajaan langsung membawa Kallang Buri ke istana raja Mai Wallang, sementara itu Bunanema berusaha meyelamatkan dirinya kedarat dan menyembunyikan dirinya diatas  sebatang pohon asam dekat mata air, yang bernama Opualia. Kallang Buri disambut hangat oleh kerajaan bersama masyarakat dan diadakan kenduri besar-besaran dengan upacara adat lego-lego.
Sementara upacara adat berlangsung seorang permaisuri raja, yaitu ibunda raja Mai Wallang yang bernama Tunia Kau, pergi mengambil air untuk mandi di mata air Opualia, sementara sang permaisuri sedang menimba air Bunanema menampakan dirinya dan mengatakan bahwa ia adalah Bunanema putrid raja dan sementara yang berada di istana itu bukan putrid raja melainkan dayang yang bernama Kallang Buri.
Bunanema dibawah ke istana raja dan duduk di tingkat tujuh dalam maligai (kabi). Pada waktu menjelang siang Bunanema turun dan masuk dalam barisan lego-lego dibagian kiri, sedangkan Kallang Buri melepaskan ikatan rambutnya, maka bau busuk memenuhi ruangan lego-lego kemudian Bunanema melepaskan ikatan rambutnya juga maka tercium aroma harum semerbak memenuhi ruangan lego-lego.
Pada saat matahari terbit terjadilah pertengkaran hebat  antara Bunanema dan Kallang Buri yang masing-masing mengakui dirinya sebagai putri raja, dan mau menjadi permaisuri raja Mai Wallang, pertengkaran di akhiri dengan perang tanding, Bunanema memegang alat tenun kain (tiang) dan duduk diatas lesung, sedangkan Kallang Buri yang mengaku dirinya putri  raja ia memegang kelewang dan duduk diatas moko.
Giliran pertama diberikan kepada Kallang Buri untuk membela atau memotong Bunanema. Ayunan kesatu, dua dan tiga tidak berhasil malahan kelewang yang dipakainya patah, kemudian giliran Bunanema untuk membelah atau memotong Kallang Buri, hanya dengan sekali ayunan kayu tenun Kallang Buri bersama moko yang didudukinya langsung terbelah menjadi dua bagian dan semua isi perutnya keluar.
Kemudian Bunanema menikah dengan raja Mai Wallang dan perkawinan  mereka dikarunia seorang putra yang bernama Weni Kalla. Pada waktu anak ini menjelang kanak-kanakan ia mencari belalang pada pada saat itu ada seekor belalang yang hinggap di dahan sebatang pohon terong, yang kebetulan tumbuh diatas kuburan Kallang Buri. Weni Kalla langsung memanah belalang tersebut sebab belalang itu mencaci maki ayah dan ibunya.
Kemudian Weni Kalla melaporkan kejadian tersebut kepada ayah dan ibunya, mereka langsung menuju ketempat kuburan dari Kallang Buri. Setelah tiba dikuburan Kallang Buri Weni Kalla memanah belalang tersebut lagi dan ternyata kali ini bidikan Weni Kallah tidak meleset dan langsung mengenai belalang tersebut namun belalang tersebut masih memaki ayah dan ibunya lagi mendengar itu sang ibu (Bunanema) mengambil busur dan panah milik Weni Kalla dan mematahkannya sehingga Weni Kalla langsung menangis  dan tidak bisa dibujuk. Ibunya menawarkan segala macam makanan tetapi semuanya ditolak. Akhirnya ibunya menawarkan botok dan tawaran itu diterima oleh Weni Kalla.
Sementara ibunya menumbuk botok, sesuatu terjadi dikerajaan Kaila Wallang dimana air laut pun naik dan menenggelamkan kerajaan Kaila Wallang beserta isinya sampai sekarang ini. Ibu Weni Kalla yaitu Bunanema yang sementara menumbuk botok berubah menjadi batu dan sampai hari ini masih ada di dasar laut pantai Puntaru. Mahligai dan tiangnya yang dua belas batang juga masih ada sampai hari ini, botok yang ditumbuk oleh Ibunya Weni Kalla berubah menjadi pasir tiga warna yang unik yaitu berwarna putih bening, kuning emas dan hitam mengkilat yang hanya terdapat di Pantar Barat Puntara Desa Tude suku Tibe.

iapa yang berminat !  Silahkan  ke  Puntaru   untuk
menyaksikan kebenaran dari cerita ini”


Ucapan terima kasih kepada Almahrum Bapak Amos Awang yang telah meninggalkan selembar kertas yang telah ditulis cerita rakyat ini untuk saya……. Dan ucapan terima kasih juga untuk Yuna Maggi yang telah menerjemahkan cerita ini kedalam Bahasa Daerah (Bahasa Pantar Barat)

BUNANEMA DAN KALANGBURI

eng tulang me abang ara/ raya abang ginni asang alang
ta raya abang Kaila Wallang, saiga sai Puntaru me,  ma saiga tawatang biring kanna ga. Was ye me raya asang mane akku ye wang mong raya abang me ginni asang allang ta Samawa Raya gang ai aname giwang wa eu Banang alang Raya Sembala wang yawing sa Raya Sambal Wala si gang awake au Bunanema sing in missing binang kalang kana gob eu Bunaname analisis regresi gai gawang gatikang gai gimu asang Kalang Buri laku ai anang lama tawa tanggetang ilaku os ye asang ang opung name ana, ye asang ang ala oping name ala illaku, galu Kallang Buri gang Bunanema si doba tawang munggu  Kallang Bari gang tiping kunda opung mane ala gaisi atulang kana gob aname manang ile len diakang Bunanema wala si gob talang-talang arang tang dom tame galung  gai gating tang au naing tame sainasi it ye ginu asang alangta Oupalia gaiti. Kallang Buri wala si gob gai aname  manung ging gaa raya gawenung me gob gan lem diabang sauke yabe. Yer sake yabe ikalang ganu kuba ye ginu asang alang ta tumakau raya Mai Wallang ging gang adia alia akaising a regresi andang gai ipia asang maing saiga si Bunanema raya gawake i ana gansau ke yabe samu si Kallang Buri hai gawang galike gai. Sinamme kuba tumakau gang Bunanema gau lemwa/gau raya gewang wa ginu asang allang ta kabu. Ging sauke yabe ganpini was pillakung Bunanema wala dong kabi me ba diakang wa lem aulung. Aing ikki tang natan, a Kallang Bari gang air yadinga pini sanke-sanke Kallang Buri gang aung gatinang wala sib ilu  wanang siname sainasi bula-bula mang bula. Bunanema aing lupa ang gatiang alang ir wanang sikinamme si manema-manema aku pula. Rayang ana manng si gob sauke gan pini was bila Bunanema, Kallang Buri ilaku olang ye asang nalung ala opung mane ana. Ing gob sinaddi Kalangtang missing Kalewang peni nang Bunanema nang missilang na misi nai liang napinni gob ping pikasi siname Bunanema gang Kallang Buri ga asang ana mita-mita raya Mai Wallang gann oug tuang naing kasi alianata nai na kasi, gob Kallang Buri oug tulang ai kalewang sing using ai magung mesweni Bunanema balung kawa gob Bunanema ale, Bunanema gang ai niang using mennku Kalang Buri kasi kase alaku ai kuangtang missing sinake kasi kase alaku . gas ganame maning si upa gantananang. Siname Bunanema wala si gob gong gang gob ilaku wang pini wake ye ginuasang Weni Kalla. Weni Kalla gang kallang-kallang lupa ana giai raya Mai Wallang gang umas kilus gadi Weni Kalla gang gola in gian ging Weni Kalla gang in ian gitubang an anapala ralasisi imong benanggang tang gob gin gian. Weni Kalla wa benangtang gin gia ging gangula, inggu angdini ni gamaika. Weni Kalla gang aku si dini au wala gang lalu in gebola ian gebola, siname Bunanema umas killas agi kana kang laing siname Weni Kalla gang ali giu gian ging jatu agi weni umas, gang imuani song umas imanum, ala kana ian unuring bala kana ian maring ai yawing kalake ta ana siname Bunanema gang kalake agi musi malang tapang. Tapang-tapang tawa, alia abang tang bining.

YANG TAK TERLUPAKAN


etika berada di bangku SMA, hari pertama aku menjadi
siswa SMA, telah aku tinggalkan segala tingkah laku ku waktu aku masih menjadi siswa SMP.
Aku terlahir dari salah satu keluarga sederhana, aku dan keluargaku hidup rukun, aku adalah orang yang penuh dengan kebahagiaan dalam hidup ku, meskipun aku punya banyak keterbatasan dan senyum adalah segalanya dalam hidupku, aku mempunyai sahabat yang sangat saying kepadaku, selalu menjadi inspirasi untukku bahkan aku diberikan kejutan yang  meriah dihari ulang tahunku, sesuatu yang tidak diharapkan dan di impikan menjadi sebuah kenyataan sebuah kado yang sederhana diberikan begitu sangat berarti dalam hidupku. Pengorbanan seorang sahabat sangatlah berarti untukku, selalu member yang terbaik untukku,  menunggu ku saat pulang sekolah dan berjalan bersama, bercanda tawa, bagi ku sahabat adalah hadiah paling special yang ku punya, aku bisa kehilangan segalanya tapi aku takut kehilangan seorang sahabat.
Hidupku tak selamanya terang dan berseri-seri dalam hidupku setelah sesuatu yang aku lewati pasti ada sakit hati dan kesulitan. Tapi tak perlu untuk aku kuatirkan karena aku bertemu dengan sahabat dan aku makin tak akan takut lagi.



   
        Sahabatku

saat aku sedih kau selalu menghiburku
saat aku susah kau selalu membantuku
saat aku jatuh kau selalu menopangku
saat aku ertawa kau oun ikut tertawa

Sahabat
Arti pengorbanan yang aku rasakan
Jika ada kamu disampingku
Saat kau jauh aku selalu merindukanmu

Saat mengenangmu aku memandang langit
Ketika cerah aku merasa senang
Ketika hujan aku menangis
Ketika matahari terbenam kau dan aku malu

5 komentar:

silahkan di komen yah.....