Selamat Datang di Blog Mau Pintar

SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANAKU

Senin, 16 Juni 2014

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENYAKIT TETANUS


Oleh Kelompok :

1.    SUMARNI A. KASIM
2.    SUMIATI LONGSO
3.    YOSEBA M. BAKAPOLE
4.    YUSRI DOPONG
5.    WELMINA LANBILA
6.    TINCE H. MAILAU

SMK N 04 KALABAHI
2013
KATA PENGANTAR


          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul :
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Tetanus”
Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1.    Tuhan Yang Maha Kuasa
2.    Semua pihak yang telah membantu terhadap kelancaran dan penyelesaian makalah ini.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah dengan sebaik-baiknya.Namun penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran ilmu keperawatan khususnya, dan pendidikan pada umumnya.


Kalabahi, September 2013


Penulis


Daftar Isi

    Hal   
Halaman Judul         i
Kata Pengantar         ii
Daftar Isi         iii

BAB I PENDAHULUAN         1
1.1.    Latar Belakang         1
1.1.1.    Gambaran Kasus         1
1.1.2.    Data- Data Kasus        2
1.1.3.    Fenomena        2
1.2.    Tujuan Penulisan         4
1.2.1.    Tujuan Umum         4
1.2.2.    Tujuan Khusus         4

BAB II PEMBAHASAN         5
2.1.    Definisi         5
2.2.    Manifestasi Klinik         5
2.3.    Etiologi         6
2.4.    Patofisiologi         7
2.5.    Penatalaksanaan Medis         7
2.6.    Penatalaksanaan Keperawatan         8
2.7.    Komplikasi Tetanus         16
2.8.    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Tetanus         17

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN         18
3.1    Kesimpulan         18
3.2    Saran         18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunasi tetanus (DPT). Dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum mengerti pentingnya imunasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan lingkungan dan perorangan.
Penyebab penyakit seperti pada tetanus neonatorum, yaitu Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebut luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( didalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmi, yaitu neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
1.1.1.    Gambaran Kasus
Tetanus adalah salah satu penyakit yang paling beresiko menyebabkan kematian bayi baru lahir. Tetanus yang menyerang bayi usia di bawah satu bulan, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum yang disebabkan oleh basil Clostridium Tetani. Penyakit ini menular dan menyebabkan resiko kematian sangat tinggi. Bisa dikatakan, seratus persen bayi yang lahir terkena tetanus akan mengalami kematian.
Di negara maju, kasus tetanus jarang ditemui. Karena penyakit ini terkait erat dengan masalah sanitasi dan kebersihan selama proses kelahiran. Kasus tetanus memang banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah. Lihat saja data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibandingkan negara maju.
Dari sejumlah kasus, tetanus pada bayi baru lahir memiliki angka yang sangat signifikan. Pada umumnya kasus itu, penggunaan gunting yang kotor dan berkarat oleh para bidan atau dukun bayi saat memotong tali pusar bayi adalah penyebabnya. Bayangkan, 60 persen persalinan di Indonesia masih dilakukan oleh dukun bayi yang tidak terlatih.
Tetanus bisa dicegah dengan pemberian vaksin lewat imunisasi pada perempuan usia subur. Jika pemberian vaksin dilakukan saat luka tetanus sudah muncul, akan sia-sia. Penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah TBC, Diptheri, Pertusis, Polio, Campak dan Hepatitis B. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) untuk perempuan usia subur adalah bentuk dari upaya meminimalkan angka kematian bayi yang disebabkan tetanus itu.
1.1.2.    Data-data kasus
1.1.3.    Fenomena
Tetanus Neonatorum, penyebab utama kematian bayi di Indonesia Lantaran mengidap tetanus, sekitar 9,8 persen dari 184 ribu kelahiran bayi di Indonesia menghadapi kematian. Pada 1980-an, tetanus bahkan menjadi penyebab pertama kematian bayi di bawah usia satu bulan. Walau pada 1995 kasus serangan tetanus sudah menurun, tapi ancaman itu tetap ada, sehingga perlu diatasi secara serius.
Sejak 1989, WHO memang mentargetkan eliminasi tetanus neonatorum. Sebanyak 104 dari 161 negara berkembang telah mencapai keberhasilan itu. Tapi, karena tetanus neonatorum masih merupakan persoalan signifikan di 57 negara berkembang lain, UNICEF, WHO dan UNFPA pada Desember 1999 setuju mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap negara.
Selain tetanus neonatorum, maternal tetanus juga ditambahkan sebagai tujuan eliminasi. Hal ini untuk menegaskan, tetanus bukan hanya mengancam nyawa bayi tapi juga ibu. Karena eliminasi maternal tetanus tidak didefinisikan, keberhasilan eliminasi tetanus neonatorum digunakan sebagai gambaran untuk eliminasi tetanus maternal.
Jelas, diperlukan waktu lebih panjang dan strategi khusus bagi sejumlah negara yang belum bisa mengatasi masalah tetanus neonatorum. Sejak 1996, di Indonesia telah diberikan vaksin TT terhadap perempuan usia subur sebanyak tiga kali dosis. Tiga dosis itu akan memberikan ketahanan selama sepuluh tahun.
Untuk proyek eliminasi tetanus neonatorum sendiri, Indonesia mendapat bantuan dari sejumlah lembaga donor seperti JICA (Japan International Cooperation Agency), USAID (US Agency for International Development) dan KFW (Kreditanstalt Fur Wiederaufbu). Selama 1999-2000, Indonesia mendapat bantuan 22 juta autodisable syringe (alat suntik sekali pakai) dari lembaga donor itu.
Pemerintah Jepang juga memberikan bantuan sebesar Rp. 11,2 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk mencegah tetanus neonatorum. Bantuan itu berupa 736.540 vial vaksin tetanus toxoid, 5.891.800 autodisable syringe dan 59 ribu disposable box untuk program imunisasi TT bagi 2.945.900 perempuan usia subur di 12 provinsi: Sumatera Utara, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Pemberian imunisasi TT dilakukan secara gratis, baik di rumah sakit maupun puskesmas. Jika ditarik bayaran, biasanya hanya merupakan biaya retribusi rumah sakit atau memang ulah oknum.
Pada Februari 2000, JICA juga memberikan bantuan logistik berupa 14,5 juta autodisable syringe senilai Rp 15,4 miliar untuk imunisasi campak bagi enam juta anak SD di Jakarta dan Jawa Barat, serta imunisasi TT kepada delapan juta perempuan usia subur di 22 provinsi. Walau demikian, bantuan itu tentunya hanya sebatas logistik. Dana operasional tetap harus dikeluarkan pemerintah daerah bersangkutan. Pemerintah pusatpun tidak mempunyai alokasi dana bantuan untuk itu.
D P T
Walau vaksin seperti DPwT untuk penanggulangan Difteria, Pertusis, dan Tetanus (DPT) cukup ampuh, tapi masih ada beberapa hambatan dalam pemberian vaksin ini yaitu efek samping sebagai gejala ikutan setelah pemberian vaksin DPwT seperti demam, bengkak dan nyeri di sekitar suntikan. Hal ini disebabkan karena salah satu komponen dari vaksin ini yaitu komponen untuk pertusis merupakan sel yang utuh.
Pada tahun 1974 di Jepang, vaksin DPwT ini untuk sementara dihentikan karena adanya beberapa kasus yang menyebabkan kematian. Perkembangan teknologi yang demikian cepat dan canggih mendorong para ahli untuk terus berusaha mengembangkan jenis vaksin DPT baru yang sama khasiatnya dengan vaksin yang telah ada namun tidak menimbulkan efek samping yang merugikan seperti diatas. Pada awal 1980 para ahli Jepang memperkenalkan vaksin DPT dengan komponen pertusis asellular (bukan sel utuh) yang bisa mengatasi permasalah tersebut diatas.
Penggunaan vaksin DPaT secara luas dimulai pada 1994 di Jerman, dimana GlaxoSmithKline sebagai perusahan farmasi terdepan dalam penelitian dan pengembangan vaksin yang pertama kali meluncurkan vaksin DPaT dengan merek dagang Infantrix. Menurut dr. Fransiscus Chandra, Direktur Medikal GSK , kami menyadari bahwa salah satu faktor penting bagi suksesnya program imunisasi nasional adalah dengan meningkatkan pengertian orang tua akan pentingnya vaksinasi DPT dengan pemberian vaksin yang paling memberikan rasa nyaman atau efek samping yang paling minimal bagi bayi.
Aselular pertusis yang terdapat dalam Infanrix terbentuk dari tiga komponen, yakni toksoid pertusis, filamentous haemagglutinin (FHA), dan pertactin (PRN). Selain Aselular pertusis, dalam Infanrix juga terdapat garam aluminium sebagai adjuvants (penguat), dan 2-phenoxyethanol sebagai pengawet. Dalam setiap 0,5 ml (1 dosis), vaksin ini terdiri dari >30 IU toksoid difteri, >40 IU toksoid tetanus, 25 mcg toksoid pertusis, 25 mcg FHA, dan 8 mcg PRN.
Vaksin DPaT juga sangat bermanfaat untuk anak dengan riwayat kejang, demam dan kelainan syaraf. Bahkan, jenis vaksin baru ini juga tidak menyebabkan demam yang dapat memprovokasi terjadinya kejang.
1.2.    Tujuan
1.2.1.    Tujuan Umum
Yaitu, agar Mahasiswa/i memahami tentang “ penyakit tetanus pada anak
1.2.2.    Tujuan Khusus
Yaitu, agar Mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang :
1.  Definisi tetanus
2.  Etiologi
3. Tanda dan Gejala
4.  Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
6.  Komplikasi
7. Pencegahan
8. Danpak hospitalisasi
9. Ansuhan Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN


2.1.    Definisi
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan gangguan neuromuscular akut berupa trismus, kekakuan dan kejng otot disebabkan oleh eksotoksin spesifik dari kuman anaerob clostridium tetani (R. Sjamsuhidayat, 1997).
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot proksimal diikuti kekakuan otot seluruh badan (Arjatmo, 1996).
Tetanus adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Cl. Tetani (Mansjoer, 2000).
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka.

2.2.    Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis tetanus bervariasi dari kekakuan otot setempat, trismus sampai kejang yang hebat. Masa timbulnya gejala awal tetanus sampai kejang disebut awitan penyakit, yang berpengaruh terhadap prognostik.
A.    Manifestasi klinis tetanus terdiri atas 4 macam yaitu:
a.    Tetanus local
Tetanus lokal merupakan bentuk penyakit tetanus yang ringan dengan angka kematian sekitar 1%. Gejalanya meliputi kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa sakit pada otot disekitar atau proksimal luka. Tetanus lokal dapat berkembang menjadi tetanus umum.
b.     Tetanus sefal
Bentuk tetanus lokal yang mengenai wajah dengan masa inkubasi 1-2 hari, yang disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau otitis media kronis. Gejalanya berupa trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial. Tetanus sefal jarang terjadi, dapat berkembang menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.
c.    Tetanus umum
Bentuk tetanus yang paling sering ditemukan. Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable, kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
d.    Tetanus neonatorum
Tanus yang terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali pusat, umumnya karena tehnik pemotongan tali pusat yang aseptik dan ibu yang tidak mendapat imunisasi yang adekuat. Gejala yang sering timbul adalah ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, irritable diikuti oleh kekakuan dan spasme. Posisi tubuh klasik : trismus, kekakuan pada otot punggung menyebabkan opisthotonus yang berat dengan lordosis lumbal. Bayi mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari kaki. Kematian biasanya disebabkan henti nafas, hipoksia, pneumonia, kolaps sirkulasi dan kegagalan jantung paru.

B.    Derajat penyakit tetanus menurut modifikasi dari klasifikasi Ablett’s :
a.    Derajat I (ringan)
Trismus ringan sampai sedang, kekakuan umum, spasme tidak ada, disfagia tidak ada atau ringan, tidak ada gangguan respirasi.
b.    Derajat II (sedang)
Trismus sedang dan kekakuan jelas, spasme hanya sebentar, takipneu dan disfagia ringan.
c.    Derajat III (berat).
Trismus berat, otot spastis, spasme spontan, takipneu, apnoeic spell, disfagia berat, takikardia dan peningkatan aktivitas sistem otonomi
d.    Derajat IV (sangat berat).
Derajat III disertai gangguan otonomik yang berat meliputi sistem kardiovaskuler, yaitu hipertensi berat dan takikardi atau hipotensi dan bradikardi, hipertensi berat atau hipotensi berat. Hipotensi tidak berhubungan dengan sepsis, hipovolemia atau penyebab iatrogenik.
Bila pembagian derajat tetanus terdiri dari ringan, sedang dan berat, maka derajat tetanus berat meliputi derajat III dan IV.

2.3.    Etiologi
Infeksi tetanus disebabkan oleh clostridium tetani yang bersifat murni. Kuman ini mudah dikenal karena berbentuk spora dan karena bentuk yang khas. Ujung sel menyerupai tongkat pemukul genderang atau rekek squash.
Spora Cl. Tetani dapat bertahan bertahun-tahun bila tidak kena sinar matahari. Spora ini terdapat di tanah atau di debu. Tahan terhadap antiseptic, pemanasan 100 °C, dan bahkan pada otoklaf 120 °C selama 15-20 menit. Dari berbagai study yang berbeda spora ini tidak jarang ditemukan pada feses manusia, juga pada feses kuda, anjing dan kucing. Toksin diproduksi oleh bentuk vegetatifnya.
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya teteanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

2.4.    Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka bakar, luka yang kototr dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Organisme multipel membentuk 2 toksin yaitu tetanuspasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempngaruhi sistem saraf pusat. Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh aritititoksin. Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah pertama toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik dibawah ke korno anterior susunan saraf pusat. Kedua, toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat. Toksin bereaksi pada myoneural junction yang menghasilkan otot-otot menjadi kejang dan mudah sekali terangsang. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata-rata 10 hari .
Cara kerja toksin
Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui sumbu limbik masuk ke sirkulasi darah dan masuk ke Susunan Saraf Pusat (SSP). Toksin bersifak antigen , sangat mudah diikat jaringan syaraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh toksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darah sangat mudah dinetrakan oleh antitoksin spesifik.

2.5.    Penatalaksanaan Medis
A.    Pengobatan yang diberikan :
1.    Pengobatan spesifik dengan ATS 20.000 U / hari selama 2 hari berturut-turut secara intramuskular dengan didahului oleh uji kulit dan mata. Bila hasilnya positif, pemberian dilakukan secara Besredka (pemberian ATS sekarang dapat dimasukkan di didalam cairan infus dengan dosis 40.000 U sekaligus.
2.     Antikonvulsan dan penenang.
3.    Diazepam dengan dosis 4 mg / kg BB / hari, dibagi 6 dosis bila perlu IV dalam 304 dosis secara per-rektal.
4.    Penisilin Prokain 50.000 U / kg BB / hari intramuskular diberikan sampai 3 hari demam turun.
5.    Diet harus cukup kalori dan protein. Bentuk makanan tergantung kemampuan anak membuka mulutnya dan menelan. Jika terdapat trismus diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Bila perlu diberikan secara parenteral.
6.    Isolasi untuk menghindari rangsngan (suara atau kesibukan).
7.    Bila perlu diberikan oksigen dan kadang-kadang diperlukan tindakan trakiostomi untuk menghindari obstruksi jalan napas.
B.    Pasien dianjurkan dirawat di Unit Perawatan Khusus jika :
1.    Kejang-kejang yang sukar diatasi dngan obat-obatan antikonvulsan biasa.
2.    Spasme laring.
3.    Komplikasi yang memerlukan perawatan khusus seperti sumbatan jalan napas, kegagalan pernapasan, hipertensi dan sebagainya.
2.6.    Penatalaksanaan Keperawatan
2.6.1.    Pengkajian
•    Pengumpulan Data
Anamnesa
      Identitas
Nama            :    
Umur                :
Jenis kelamin        :
Agama            :
Pendidikan            :
Pekerjaan            :
Suku/Bangsa        :
Tanggal Masuk        :
Tanggal Pengkajian    :
No Medrek            :
    Penanggung jawab
Nama            :
Usia                :
Alamat            :
Pekerjaan            :
Pendidikan            :
Agama            :

1.    Keluhan Utama
     Adanya luka parah atau luka bakar dan imunisasi yang tidak adekuat.
2.    Riwayat penyakit sekarang
a)    Riwayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan :
1)    Apakah disertai demam ?
Dengan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka diketahui apakah infeksi infeksi memegang peranan dalam terjadinya bangkitan kejang. Jarak antara timbulnya kejang dengan demam..



2)    Lama serangan
Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan waktu berlangsung lama. Lama bangkitan kejang kita dapat mengetahui kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan.
3)    Pola serangan
•    Perlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola serangan apakah bersifat umum, fokal, tonik, klonik ?
•    Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti epilepsi mioklonik ?
•    Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan kesadaran seperti epilepsi akinetik ?
•    Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan flexi sementara tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme infantile ?Pada kejang demam sederhana kejang ini bersifat umum.
4)    Frekuensi serangan
Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa frekuensi kejang per tahun. Prognosa makin kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering timbul.
5)    Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain. Dimana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada paralise, dan sebagainya ?
b)    Riwayat penyakit sekarang yang menyertai kejang :
Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bicara (khususnya pada penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung, DHF, ISPA, OMA, Morbili dan lain-lain.
3.    Riwayat penyakit dahulu
a)    Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang terjadi untuk pertama kali ?
b)    Apakah ada riwayat trauma kepala, luka tusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan cairies gigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin.
4.    Riwayat penyakit keluarga
Kebiasaan perawatan luka dengan menggunakan bahan yang kurang aseptik.
       Ket :
                        Meninggal
                         Pasien

5.    Riwayat Tumbuh Kembang
a)        Riwayat Pertumbuhan
b)        Riwayat Perkembangan

6.    Riwayat Imunisasi
7.    Riwayat Nutrisi
a)    Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi  Ditanyakan bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh klien ?
b)    Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak ? Bagaimana selera makan anak ? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari ?

A.    Pemeriksaan Persistem
    Sistem Pernafasan
Dyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi otot pernafasan.
    Sistem kardio vaskuler.
Disritmia, takikardia, hipertensi dan perdarahan, suhu tubuh awal 38-40 C atau febril, terminal 43-44 C.
    Sistem Neurolgis.
(awal) irritability, kelemahan, (akhir) konvulsi, kelumpuhan satu atau beberapa saraf otak.
    Sistem perkemihan.
Retensi urine (distensi kandung kencing dan urine out put tidak ada/oliguria)
    Sistem pencernaan.
Konstipasi akibat tidak adanya pergerakan usus.
    Sistem integumen dan muskuloskletal.
Nyeri kesemutan tempat luka, berkeringan (hiperhidrasi). Pada awalnya didahului trismus, spasme oto muka dengan meningkatnya kontraksi alis mata, risus sardonicus, otot-otot kaku dan kesulitan menelan. Apabila hal ini berlanjut akan terjadi status konvulsi dan kejang umum.
Setelah dianalisa dari data yang ada maka timbul beberapa masalah keperawatan atau masalah kolaboratif anatara lain:
1.    Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan.
2.    Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan.
3.    Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia).
4.    Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah.
5.    Hubungan interpersonal terganggu berhubungan dengan kesulitan bicara.
6.    Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kondisi lemah dan sering kejang.
7.    Risiko terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang kurang dan oliguria.
8.    Risiko terjadi cedera berhubungan dengan sering kejang.
9.    Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit tetanus dan penanggulangannya berhbungan dengan kurangnya informasi.
10.    Kurangnya kebutuhan istirahat berhubungan dengan seringnya kejang.
    Data penunjang
o    Lab darah : tidak spesifik, mungkin leukositosis ringan, serum CK  agak meningkat.
o    Pada pemeriksaaan bakteriologik ditemukan clostridium tetani.
o    Rekam EMG : hilangnya periode diam pada 50-100 ms setelah kontraksi reflek.
Tergantung sarana yang tersedia dimana pasien dirawat, pemeriksaannya meliputi :
o    Darah
Glukosa Darah       :  Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang  (N < 200 mq/dl)
BUN                        :   Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan   merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.
Elektrolit                  :   K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )

o    Skull Ray    : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
o    EEG         :  Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.

B.    Diagnos Keperawatan.
1.      Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi, sianosis, dyspneu, batuk tidak efektif disertai dengan sputum dan atau lendir, hasil pemeriksaan lab, Analisa Gasa Darah abnormal (Asidosis Respiratorik).
2.      Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, yang ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-otot pernafasan, adanya lendir dan sekret yang menumpuk.
3.    Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia) yang dditandai dengan suhu tubuh 38-40 oC, hiperhidrasi, sel darah putih lebih dari 10.000 /mm3
4.      Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah yang ditandai dengan intake kurang, makan dan minuman yang masuk lewat mulut kembali lagi dapat melalui hidung dan berat badan menurun ddiserta hasil pemeriksaan protein atau albumin kurang dari 3,5 mg%.

C.    Intervensi Dignosa
1.    Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi, sianosis, dyspneu, batuk tidak efektif disertai dengan sputum dan atau lendir, hasil pemeriksaan lab, Analisa Gasa Darah abnormal (Asidosis Respiratorik).
Tujuan :
Jalan nafas efektif
Kriteria :
a.    Klien tidak sesak, lendir atau sleam tidak ada.
b.    Pernafasan 16-18 kali/menit.
c.    Tidak ada pernafasan cuping hidung.
d.    Tidak ada tambahan otot pernafasan.
e.    Hasil pemeriksaan laboratorium darah Analisa Gas Darah dalam batas normal (pH= 7,35-7,45 ; PCO2 = 35-45 mmHg, PO2 = 80-100 mmHg)

Intervensi dan Rasional
a.    Bebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi kepala ekstensi.
Rasional :
Secara anatomi posisi kepala ekstensi merupakan cara untuk meluruskan rongga pernafasan sehingga proses respiransi tetap berjalan lancar dengan menyingkirkan pembuntuan jalan nafas.
b.    Pemeriksaan fisik dengan cara auskultasi mendengarkan suara nafas (adakah ronchi) tiap 2-4 jam sekali.
Rasional :
Ronchi menunjukkan adanya gangguan pernafasan akibat atas cairan atau sekret yang menutupi sebagian dari saluran pernafasan sehingga perlu dikeluarkan untuk mengoptimalkan jalan nafas.
c.    Bersihkan mulut dan saluran nafas dari sekret dan lendir dengan melakukan suction.
Rasional :
Suction merupakan tindakan bantuan untuk mengeluarkan sekret, sehingga mempermudah proses respirasi.
d.    Oksigenasi
Rasional :
Pemberian oksigen secara adequat dapat mensuplai dan memberikan cadangan oksigen, sehingga mencegah terjadinya hipoksia.
e.    Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
Rasional :
Dyspneu, sianosis merupakan tanda terjadinya gangguan nafas disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan capilary refill time yang memanjang/lama.
f.     Observasi timbulnya gagal nafas.
Rasional :
Ketidakmampuan tubuh dalam proses respirasi diperlukan intervensi yang kritis dengan menggunakan alat bantu pernafasan (mekanical ventilation).
g.    Kolaborasi dalam pemberian obat pengencer sekresi(mukolitik).
Rasional :
Obat mukolitik dapat mengencerkan sekret yang kental sehingga mempermudah pengeluaran dan memcegah kekentalan.
2.    Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, yang ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-otot pernafasan, adanya lendir dan sekret yang menumpuk.
Tujuan :
Pola nafas teratur dan normal
Kriteria :
a.     Hi. poksemia teratasi, mengalami perbaikan pemenuhan kebutuahn oksigen.
b.     Tidak sesak, pernafasan normal 16-18 kali/menit.
c.      Tidak sianosis.
Intervensi dan raasional.
a.    Monitor irama pernafasan dan respirati rate.
Rasional :
Indikasi adanya penyimpangan atau kelaianan dari pernafasan dapat dilihat dari frekuensi, jenis pernafasan,kemampuan dan irama nafas.
b.    Atur posisi luruskan jalan nafas.
Rasional :
Jalan nafas yang longgar dan tidak ada sumbatan proses respirasi dapat berjalan dengan lancar.
c.    Observasi tanda dan gejala sianosis.
Rasional :
Sianosis merupakan salah satu tanda manifestasi ketidakadekuatan suply O2 pada jaringan tubuh perifer .
d.    Oksigenasi
Rasional :
Pemberian oksigen secara adequat dapat mensuplai dan memberikan cadangan oksigen, sehingga mencegah terjadinya hipoksia.
e.    Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
Rasional :
Dyspneu, sianosis merupakan tanda terjadinya gangguan nafas disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan capilary refill time yang memanjang/lama.
f.     Observasi timbulnya gagal nafas.
Rasional :
Ketidakmampuan tubuh dalam proses respirasi diperlukan intervensi yang kritis dengan menggunakan alat bantu pernafasan (mekanical ventilation).
g.    Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah.
Rasional :
Kompensasi tubuh terhadap gangguan proses difusi dan perfusi jaringan dapat

3.    Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia) yang dditandai dengan suhu tubuh 38-40 oC, hiperhidrasi, sel darah putih lebih dari 10.000 /mm3
Tujuan :
 Suhu tubuh normal
Kriteria :
36-37oC, hasil lab sel darah putih (leukosit) antara 5.000-10.000/mm3
a.     Atur suhu lingkungan yang nyaman
Rasional :
Iklim lingkungan dapat mempengaruhi kondisi dan suhu tubuh individu sebagai suatu proses adaptasi melalui proses evaporasi dan konveksi.Pantau suhu tubuh tiap 2 jam. Identifikasi perkembangan gejala-gejala ke arah syok exhaution.
b.     Berikan hidrasi atau minum ysng cukup adequate
Rasional :
Cairan-cairan membantu menyegarkan badan dan merupakan kompresi badan dari dalam.
c.      Lakukan tindakan teknik aseptik dan antiseptik pada perawatan luka.
Rasional :
Perawatan lukan mengeleminasi kemungkinan toksin yang masih berada disekitar luka.
d.     Berikan kompres dingin bila tidak terjadi ekternal rangsangan kejang.
Rasional :
Kompres dingin merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara proses konduksi.
e.     Laksanakan program pengobatan antibiotik dan antipieretik.
Rasional :
Obat-obat antibakterial dapat mempunyai spektrum lluas untuk mengobati bakteria gram positif atau bakteria gram negatif. Antipieretik bekerja sebagai proses termoregulasi untuk mengantisipasi panas.
f.       Kolaboratif dalam pemeriksaan lab leukosit.
Rasional :
Hasil pemeriksaan leukosit yang meningkat lebih dari 10.000 /mm3 mengindikasikan adanya infeksi dan atau untuk mengikuti perkembangan pengobatan yang diprogramkan.
4.    Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah yang ditandai dengan intake kurang, makan dan minuman yang masuk lewat mulut kembali lagi dapat melalui hidung dan berat badan menurun ddiserta hasil pemeriksaan protein atau albumin kurang dari 3,5 mg%.
Tujuan :
 kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria :
a.    BB optimal
b.    Intake adekuat
c.    Hasil pemeriksaan albumin 3,5-5 mg %
Intervensi dan rasional :
a.    Jelaskan faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam makan dan pentingnya makanan bagi tubuh.
Rasional :
Dampak dari tetanus adalah adanya kekakuan dari otot pengunyah sehingga klien mengalami kesulitan menelan dan kadang timbul refflek balik atau kesedak. Dengan tingkat pengetahuan yang adequat diharapkan klien dapat berpartsipatif dan kooperatif dalam program diit.
1. Kolaboratif :
a.    Pemberian diit TKTP cair, lunak atau bubur kasar.
Rasional :
Diit yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dari tingkat membuka mulut dan proses mengunyah.
b.    Pemberian carian per IV line.
Rasional :
Pemberian cairan perinfus diberikan pada klien dengan ketidakmampuan mengunyak atau tidak bisa makan lewat mulut sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c.    Pemasangan NGT bila perlu
Rasional :
NGT dapat berfungsi sebagai masuknya makanan juga untuk memberikan obat.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat imunisasi:
1.    Adanya riwayat luka yang terkontaminasi, namun 20% dapat tanpa riwayat luka.
2.    Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap.
3.    Trismus, disfagia, rhisus sardonikus, kekakuan pada leher, punggung, dan otot perut (opisthotonus), rasa sakit serta kecemasan.
4.    Pada tetanus neonatorum keluhan awal berupa tidak bisa menetek.
5.    Kejang umum episodik dicetusklan dengan rangsang minimal maupun spontan dimana kesadaran tetap baik.

A. Temuan laboratorium :
o    Lekositosis ringan.
o    Trombosit sedikit meningkat.
o    Glukosa dan kalsium darah normal.
o    Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan dapat meningkat.
o    Enzim otot serum mungkin meningkat.
o    EKG dan EEG biasanya normal.
o    Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang diambil dari luka dapat membantu, tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan batang gram positif berbentuk tongkat penabuh drum seringnya tidak ditemukan.
o    Kreatinin fosfokinase dapat meningkat karena aktivitas kejang (> 3U/ml)
2.7.    Komplikasi Tetanus
•    Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air didalam rongga mulut dan keadaan ini memungkinkan terjadinya aspirasi serta dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.
•    Asfiksia
•     Atelektasis karena obstruksi secret.
•    Fraktur Kompresi.

2.8.    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Tetanus
2.8.1.    Diagnosa Keperawatan,Tujuan,Kriteria Hasil,dan Rencana Intervensi Tetanus
2.8.2.    Perencanaan Pemulangan
1.    Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom.
2.    Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
3.    Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang dan lainnya.
4.    Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
5.    Ajarkan penggunaan nebulizer.
6.    Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping, waktu pemberian.
7.    Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
8.    Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
9.    Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Tetanus (rahang terkunci [lockjaw]) adalah penyakit akut, paralitik yang disebabkan oleh tetanospasmin, neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot spasme tanpa disertai gangguan kesadaran. Gambaran penyakit ini berupa : trismus (kaku pada rahang~sulit membuka rahang bawah), rhesus sardonicus (muka seperti monyet meringis), kaku kuduk (leher kaku, tidak bisa untuk mengangguk), opistotonus (badan kaku seperti busur), kaku perut, kejang, dan kemungkinan adanya luka sebagai tempat masuknya kuman. Penyakit tetanus biasanya timbul di daerah yang mudah terkontaminasi dengan tanah dan dengan kebersihan dan perawatan luka yang buruk.
          Pengobatannya dengan merawat pasien di ruang yang tenang, kemudian diberikan Anti Tetanus Serum (ATS) sesuai berat badannya secara intravena dan sisanya intramuscular. Kejang diatasi dengan pemberian anti kejang (misal diazepam) secara intravena. Juga diberikan antibiotika. Perawatan pasien ini mungkin melibatkan berbagai bidang kedokteran, misalnya penyakit dalam, bedah, gigi, dan THT.

3.2    Saran
Jangan sepelekan luka kecil di tubuh Anda, terutama di bagian kaki atau tangan yang mudah terkena kotoran seperti debu atau tanah. Luka kecil ini bisa menjadi pemicu tetanus, penyakit yang sudah jarang terjadi tapi cukup mematikan. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini akan memproduksi racun yang menyebabkan kejang otot kronis. Tetanus ini sangat berbahaya tapi mudah diatasi jika Anda teliti dan bertindak cepat.
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Makalah "Kenakalan Remaja"

MAKALAH
TUGAS
KENAKALAN REMAJA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH PROGRAM MATRIKULASI


Di Susun :
NAMA            : IMELDA WAANG SIR
SEMESTER/ KELAS    : I/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
2013

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu yang di susun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah Program Matrikulasi.
Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena makalah ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengahrapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan bemanfaat bagi pekembangan ilmu pengetahuan.


Kalabahi, 19 September 2013

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman Judul         i
Kata Pengantar         ii
Daftar Isi         iii

BAB I PENDAHULUAN         1
1.1.    Latar Belakang         1
1.2.    Rumusan Masalah         1
1.3.    Tujuan Penulisan         1

BAB II PEMBAHASAN         2
2.1.    Pengertian Kenakalan Remaja         2
2.2.    Jenis- Jenis Kenakalan Remaja         3
2.3.    Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja         3

BAB III PENUTUP         4
3.1.    Simpulan         4
3.2.    Saran         4

Daftar Pustaka         5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Permasalahan
Tumbuh kembang remaja zaman sekarang sudah tidak bisa lagi di banggakan. Perilaku Kenakalan remaja saat ini sulit di atasi. Baru- baru ini sering kita dengar berita di televisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja di antaranya tawuran, pemerkosa yang di lakukan oleh pelajar SMA, pemakaian nakoba dan lain- lain.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader – kader peneus bangsa kini tidak  bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu, kami sebagai remaja berpendidikan yang sadar bahwa kenakalan remaja harus di hilangkan, mengangkat permasalahan ini sebagai bahan karya tulis kami.

1.2    Rumusan Masalah
a.    Apa pengertian remaja ?
b.    Apa Jenis- jenis Kenakalan Remaja ?
c.    Apa Penyebab kenakalan Remaja ?

1.3    Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian mata kuliah Teknik penulisan Karya Ilniah Program Matrikulasi.

BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

Masa kanak- kanak, remaja, dewasa, dan kemudian hari menjadi orang tua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap- tahap yang harus dilalui oleh seorang manusia.
Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri- ciri tersendiri masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan demikian pula dengan masa remaja, masa remaja seringa dianggap masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan rasa kekuatiran bagi para orang tua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi siremaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya
Oleh karena itu para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar- besarkan perbedaan orang tua. Para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan didepan, ditengah, membangkitkan semangat dan dibelakang mengawasi segala tindak tanduk siremaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak- kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia dari 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dikatakan sebagai kanak- kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba- coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama- sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan- kesalahan yang menimbulkan kesalahan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

2.1    Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma- norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang- orang disekitarnya.
2.2    Jenis- Jenis Kenakalan Remaja
1.    Kenakalan Remaja Disekolah
2.    Kenakalan Remaja Diluar Sekolah ( Masyarakat )
3.    Kenakalan Remaja Dilingkungan Keluarga

2.3    Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja bisa disebab kan oleh faktor dari remaja itu sendiri ( internal ) maupun dari luar ( eksternal ).
    Faktor Internal
a.    Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena gagal mencapai integritas kedua.
b.    Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”.
    Faktor Eksternal
1.    Keluarga
Perceraian orang tua tidak, adanya komunikasi antara keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah dikeluarga juga bisa mempengaruhi seperti selalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi ( adanya kehidupan ) anak, bisa menjadi penyebab kenakalan remaja.
2.    Teman sebaya yang kurang baik
3.    Kamunitas/ lingkungan atau tempat tinggal yang kurang baik.

BAB III
PENUTUP
3.1.    Simpulan
1.    Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma- norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang- orang disekitarnya.
2.    Kenakalan remaja pada saman sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor, perilaku nakal remaja disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri ( internal ) maupun faktor dari luar ( eksternal ).
3.    Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur ( bentuk ) orang- orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki setelah gagal pada tahap ini.

3.2.    Saran
1.    Perlu adanya tindakan- tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja diindonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2.    Perlu penanaman nilai moral, pendidikan, dan nilai religius pada diri seorang remaja.

Daftar Pustaka

Mulyono, B. ( 1995 ), Pendekatan Analisa Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, Kanisius, Jokyakarta.
Soerjono, Soekanto ( 1998 ), Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta
Willis, S. ( 1994 ), Problema remaja dan Pemecahannya, Penerbit Angkasa, Bandung.

Karya Tulis "AGAMA SUKU"

KARYA TULIS
AGAMA SUKU

DISUSUN
Nama         : LETI SANDORA LAU
Kelas         : XI IPA3
SMA KRISTEN 1 KALABAHI


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan aruniaNya sehingga penulis dapat menulis Karya Tulis ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan karya tulis ini da banyak keterbatasan dalam peulisan ini.
Di dalam karya tulis ini masih di warnai dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu berbagai kritik dan saran sangat di harapkan untuk dapat menyempurnakan karya tulis ini.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua khususnya yang membaca karya tulis ini.
Mudah-mudahan bias menjadi inpirasi bagi yang membaca.

Kalabahi, 07 Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR    
DAFTAR ISI    
BAB I. PENDAHULUAN    
Latar Belakang    
Maksud dan Tujuan    
BAB II. PEMBAHASAN    
2.1. Pemahaman Tentang Agama Suku    
2.2. Pengajaran, Pandangan Hidup Agama Suku    
2.3. Agama Islam    
2.4. Aliran Kepercayaan Atau Bidat-Bidat    
2.5. Problematik Yang Terjadi Dalam Pengembangan Agama    
2.6. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Orang Pindah Agama    
BAB III. PENUTUP    
3.1. Kesimpulan    
3.2. Saran    
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Ada dua hal yang perlu di pahami disini yaitu tentang Agama dan suku. Tentantg suku supaya di usahakan memahami artinya itu baik secara etimo logis maupun dalam kontak kehidupan bermasyarakat dan berkelompok.
Dapat dikatakan bahwa agama suku ini kita ini kita diminta untuk memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut pada : individu, masyarakat atau suku dan agama.
Pengetahuan dan penertian seperti ini akan sangat membantu untuk memahami konsep-konsep masyarakat suku yang telah meresap dalam kehidupan anggota-anggotanya, dan nilai-nilai keagamaan dan moral disana masih mengendap atau berpengaru pada individu dan masyarakat. Nampak pula bagaimana agama-agama yang dating kemudian, seperti Islam, Kristen dan lain-lain, tidak sesuai dengan fungsinya untuk mencahut secaa radikal unsure-unsur kekuatan lama yang memperkuat integritas social.
1.2.    Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan karya ilmiah ini agar supaya Agama, Suku menjadi prioritas utama bagi agama-agama suku di Indonesia pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pemahaman Tentang Agama Suku
Dalam Agama suku yaitu agama dari suatu kelompok manusia yang terikat pada kesatuan social dan kebudayaan sendiri yang membedakan mereka dengan kesatuan lain berdasarkan padan ras kesadaran akan identitas dengan cirri-ciri tersendiri, kita akan uraikan hal-hal yang menyangkut nilai budaya dan keagamaannya, serta peranannya didalam rasa solidaritas suku. Sumber inspirasi yang menciptakan kondisi-kondisi spritualitas dan pengalaman bagi kegiatan-kegiatan dan perjuangan guna mempertahankan kontinuitas hidup di tengah alam lingkungan mereka dengan berbagai situasinta yang tak menentu.
Istilah agama suku sering dibicarakan dengan menampilkan unsur-unsur agama sederhana (primitif). Demikian juga dipakai bergantian dengan istilah agama asli sebagai wadah suku (bangsa) yang masih belum mengalami pergaulan ataupun perjumpaan budaya (akulturasi) dengan suku bangsa lainnya. Suku sendiri dipandang sebagai sebuah kenyataan dasar yang menjadi tempat bertumbah kehidupan. Karena itu harus memberikan kekuatan hokum dan disakralkan untuk menjamin kelanjutanya dimana anggota-anggotanya dapat pula hidup dengan tentram dan bahagia.
Istilah suku menuju kepada keaslian kelompok pribumi, kesejatiannya dan identitasnya. Menyangkut agama suku, memperlihatkan tentang keaslian dari agama manusia yaitu yang timbul dari tengah lingkungan dan daerah hidupnya.
Agama suku ini sudah merupakan sebuah institusi dengan elemen-elemen yang menyangkut system hubungan social budaya bermasyarakat dan yang mempunyai nilai-nilai rohani serta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara menyeluruh, bagi manusia, jasmani, mental, etika, moral, dan spiritual.
2.2. pengajaran dan pandangan hidup dan agama suku
Yang dimaksud dengan pengajaran disini ialah segala sesuatu yang mengundang nilai mendidik dan mengarahkan serta membangun sikap dan cara hidup, nilai-nilai ini kemudian diturunkan dan menerangkan masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia. Nilai pengajaran ini yang mempengaruhi prilaku manusia dimana manusia itu diatur dengan norma-norma etka-etika moral tertentu agar nilai yang di miliki dalam masyarakat suku itu dapat dipertahankan dan dilinduni. Dengan demikian timbulnya konsep-konsep yang menyangkut banyak aspek dan kehidupan manusia, seperti aspek kebudayaan, kelengkapan pranata dan sebagainya yang menyangkut pada individu dan masyarakat.
Sebagai conttoh : dapat diabil aspek kebudayaan yang menduduku posisi yang turut berpengaruh dalam kehidupan agama suku.
Bagimana pun juga, agama itu mendapat ramuan-ramuan lingkungan budaya setempat. Kebudayaan, seperti kata Peter Weber adalah produk manusia, produk itu kemudian menjadi kenyataan objektif yang kembali mempengaruhi manusia yang menghailkannya.
    Agama suku di Indonesia pada umumnya :
Disisini saya mau mengambil tentang Agama Hindu
Berbicara tentang agama hindu di Indonesia, tidak diketahui pasti, kapan agama ini masuk.
Pengaruh agama ini terasa kuat di pulau jawa, diantara suku jawa. Selain itu terdapat pula beberapa tempat atau daerah di Indonesia, seperti di Sumatra, Kutai, Sempaga (Slawesi), tetapi yang diketahui bersama tentang agama budha.
    Agama suku di NTT, seperti agama Kristen, Islam, Katolik, Kemah Injil, itu yang dikatakan agama suku.
2.3. Agama Suku
Agama islam merupakan mitra kerja, pengabdian dan perjuangan di tengan masyarakat dan bangsa.
Agama Isalam diharapkan sejak Nabi Muhammad merasa perlu mengadakan perubahan masyarakatNya dari keadaan Jahiliyah ke taraf yang layak selaku bangsa yang beradab, sekaligus dari penyembahan berhala kepada kepercayaan Allah Yang Esa. Itulah sebabnya dalam Qur’an kita lihat tekanan yang diletakan pada Allah itu satu-satunya Allah yang tidak ada Allah lain disampingNya. Beliau mengambil sikap yang jelas menentang pembaktian kepada dewa-dewa. Hal ini nyata pada permulaan waktu beliau mulia dengan fungsi nabi di kota mekkah, setelah periode fatar dilampui dngan keyakinan bahwa beliau diutus oleh Allah.
Agama Islam merupaka agama Wahyu dan Qur’an cukup memberikan alas an yang kuat bahwa agama ini adalah agama yang disukai Allah. Islam dengan tekun membaca dan mempelajari sebagai Firman Allah sendiri yang menuntun hidup akhirat.
    Sejarah masuknya Agama Islam di Indonesia
Agama Isalam muncul dari Muhammad, setelah beliau mendapat wahyu di Goa hira tahun 610 dalam usia 40 Tahun.
Muhammad lahir 570 M pada 12 Rahi’Ulawan yang disesuaikan denga tanggal kematiannya tahun 632 M.
    Aliran-aliran dan Agama Islam
Aliran agama Isalam merupakan mitra kerja, pengabdian dan perjuangan ditengah masyarakat dan bangsa. Dalam Qur’an kita lihat tekanan yang diletakkan pada Allah itu satu-satunya Allah, yang tidak ada llah lain di sampinya.
    Pokok-pokok Ajaran Agama Islam
1.    Nabi Muhammad
Nabi muhamad lahir di Mekkah dari ayah bernama Abdullah berasal dari suku bangsa Quraksj
2.    Hijrah
Hijrah ini berlangsung pada tanggal 8 hari bulan Rahi’ulawal, atau 24 September 662 M
3.    Dasar dan kepercayaan dalam Islam serta kewajiban penganutnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Muslim.
2.4. Aliran Kepercayaan Atau Bidat-Bidat
Bangsa-bangsa yanga merupakan pengaruh dan peranannya bagi perkembangan di Indonesia adalah prawida dan arya, yang menjangkau aspek-aspek kepercayaan.
Kitab wedah adalah kitab wahyu mereka memuat berbagai kekayaan ibdat dan himne-himne upacara, usaha untuk mengadakan penyucian hidup, hal ikhwal.
2.5. problematika yang terjadi dalam pengembangan Agama
1.    Tidak mudah kita mengerti agama hindu dengan jelas
2.    Tak dapat mempergunakan rumusan yang biasa di pakai untuk merumuskan apakah agama itu.
Agama hindu tidak ada pendiriannya sehingga tak dapat membuat kesimpulan dari ajaran atau khotba dan sikapnya guna menentukan apa sebetulnya agama ini.
2.6    faktor-faktor yang mempengaruhi orang menganut atau pindah agama
    salah satu factornya aqdalah ekonomi. Karena ekonomi yang mendesak maka seorang menganut atau pindah agama
    keinginan juga biasa membaut atau mempengaruhi sesorang untuk mengambil tindakan untuk pindah agama.


BAB III
3.1    Kesimpulan
berdasarkan pembahasan diatas, maka saya menyimpulkan bahwa yang menjadi factor dalam karya ilmiah adalah :
-    kita harus mempertahankan nilai-nilai agama, budaya atau suku
-    agama suku atau agama asli justru tumbuh dan berkembag dari alam hidup ini.
-    Kesatuan asli yang integrativ itu percaya bahwa baik kesatuan suku maupaun lngkungan tidaklah berdiri sendiri.
3.2    Saran
Berdasarkan pembahasan saya di atas maka saya menyarankan agar :
-    Kita bias mempertahankan agama, budaya atau suku kita masingmsing
-    Dalam pergaulan kiyta terhadap siapapun kita harus mempertahankan agama dan suku kita.

Makalah Bahan- Bahan Alam Berasal dari Anorganik

MAKALAH

PEMANFATAN BAHAN-BAHAN ALAM YANG BERASAL DARI ANORGANIK (Nonhayati)

Di Susun Oleh :

NAMA        : SRI. B. PADAKARI
PRODI        : AGRIBISNIS
SEMESTER    : VII (Tujuh)   

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
2013
KATA PENGANTAR
   
        Puji syukur penulis panjatkan kehadiria Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan perlindunga-nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis makalah ini dimaksudkan untuk menambah wawasan berpikir dan ilmu pengetahuhan bagi penulis dan sekaligus sebagai salah satu nilai tugas pada mata kuliah  Ekonomi Sumber Daya Alam.
        Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masi jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala usul saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata semoga tulisan ini bermakna sesuai dengan tujuan yang diharapkan.




    Penulis............................


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR         i
DAFTAR ISI         ii

BAB I PENDAHULUAN         1
1.1    Latar Belakang          1
1.2    Tujuan         2
1.3    Manfaat          2

BAB II PEMBAHASAN         3
2.1 Pengertian Sumber Daya Alam         3
2.2 Jenis-Jenis Sumber Daya Alam         3
2.3 Manfaat Bahan-Bahan Alam Anorganik         3
2.4 Prinsip Pemanfaatan Bahan-Bahan Alam         4
2.5 Hambatan-Hambatan Dalam Proses Pemanfaatan Bahan Alam         6

BAB III PENUTUPAN         7
3.1 Kesimpulan         7
3.2 Saran         7

DAFTAR PUSTAKA         8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Bumi sebagai tempat tinggal bagi kehidupan berbagai makluk hidup, memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan makluk hidup tersebut. Didasari atau tanpa didasari, banyak sekali barang-barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari sumber daya alam yang berada di sekitar kita. Mulai dari peralatan rumah tangga, bahan bangunan, bahan-bahan pertanian, hinga bahan obat-obatan banyak yang berasal dari bahan-bahan disekitar kita. Bahan-bahan alam tersebut ada yang langsung bisa dimanfaatkan oleh manusia. Namun ada juga harus diolah terlebih dahulu baru kita manfaatkan.
    Bahan-bahan alam yang tersedia dibumi diantaranya berupa tumbuhan, air, tanah, batuan, mineral, batu bara, minyak bumi gas alam dan lain-lain. Setiap jenis bahan alam tersebut memiliki perananya masing-masing bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
    Bahan-bahan yang ada disekitar kita memilikisifat dan karakteristik masing-masing yang berbeda satu sama yang lain. Karakterisrik tersebut diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan strukturnya karakteristik ini yang membuat bahan-bahan tersebut bisa memiliki fungsi yang tertentu yang khas. Batu-batuan, pasir, dan logam, sifatnya sangat keras, kadang bersifat racun dan tidak mengandung bahan-bahan yang dibutuhkan tubuh sehingga bahan ini tidak dapat diperuntungkan untuk makanan sering dipakai untuk keperluan bangunan dan infra struktur lainya. Tapi sebaiknya bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan banyak mengandung bahan yang  diperlukan tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, sehingga sering di komsumsi sebagai sumber energi bagi ertumbuhan manusia.
    Dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai pemanfaatan bahan-bahan alam yang berasal dari material organik (Non Hayati), yaitu berupa bahan material yang tidak hidup, seperti hasil tambang, batu-batuan atau material yang lainnya.

1.2    Tujuan
    Makalah ini enulis buat sebagai tugas ujian pada mata kuliah
1.3    Manfaat
    Didalam makalh ini akan dicoba memberikan gambaran mengenai manfaat bahan-bahan alam yang berasal dari bahan material anorganik (Non Hayati). Yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat mengetahuhi prinsip-prinsip pemanfaatan sumber daya alam, selai itu diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca akan terpikir atau terinpirasi dapat membuat sesuatu peluang poroduk dari bahan-bahan alam anorganik yang ada disekitar kita dengan cara pengolahan yang baik sehingg menjadikan bahan alam tersebut menjadi bernilai lebih tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Daya Alam
    Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengertian sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusi.
2.2 Jenis-Jenis Sumber Daya Alam
        Dilingkungan kita terdapat beraneka macam sumber daya alam. Semuanya dapat di manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin lama semakin banyak dan beragam. Para ahlli mengelompokan jenis-jenis sumber daya alam tersebut dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Misalnya mengelompokan sumber  daya alam berdasarkan materinya terbagi dua yaitu:
1.    Sumber daya alam organik (Hayati)
Sumber daya alam organik materi atau bahaya berupa jasad hidup, tumbuhan dan hewan. Kegiatan yang berhubungan sumber daya organik terdiri atas: kehutanan, pertanian, peternakan, dan perikanan.
2.    Sumber daya alam Anorganik (Non Hayati)
Sumber daya alam anorganik materi atau bahayanya berupa benda mati seperti bendapadat, cair dan gas. Kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya alam anorganik diantaranya pertambangan, mineral, tanah, batuan, minyak dan gas alam, energi, dan lain-lain.

2.3    Manfaat Bahan-Bahan Alam Anorganik.
        Bahan alam atau sumber daya alam mempunyai fungsi atau manfaat yang sangat besar bagi manusia. Tanpa sumber daya alam tentunya manusia tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan atau aktifitasnya. Sumber daya alam tersebut memiliki fungsi masing-masing sumber daya alam anorganik diantaranya:
1.    Pemanfaatan sumber daya tanah.
Disekitar kita terdapat tanah dengan berbagai jenis dan karakteristiknya. Benda yang setiap hari kita lihat dan kita injak tersebut memiliki manfaat yang beragam yaitu:
    Sebagian tempat pemukiman, terutama tanah-tanah yang berada didaerah yang      dataran/dataran rendah.
    Sebagai tempat untuk lahan pertanian dan kehutanan.
    Sebagai bahan mentah industri, misalnya bahan bangunan berupa batu bata dan lain-lain.
    Sebagai tempat untuk kegiatan industri dan sebagai sarana dan prasarana social seperti sekolah, rumah sakit, dan lain-lain.
2.    Pemanfaatan Bahan Tambang
Bahan tambang banyak sekali manfaat bagi manusia diantarnnya:
    Minyak dan gas bumi digunakan untuk bahan bakar untuk kenderaan bermotor,     menggerakan mesin pabrik, dan bahan bakar rumah tangga serta industri.
    Batu bara digunakan untuk bahan bakar, bahan mentah, cat, bahan peledak, obat-obatan dan wewangian atau parfum dan lain-lain.

2.4    Prinsip Pemanfaatan Bahan-Bahan Alam
        Bahan atau sumber daya alam merupakan milik bersama seluruh rakyat Indonesia dan dikuasai Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
    1.      Prinsip ekoefisiensi berarti melakukan proses produksi  secara tepat untuk  hemat (efisienefisien tentunya), sehingga menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan. Proses produksi yang memerlukan energy yang efisien juga. Ddemikian pula materi dan limbah terbuang harus lebih sedikit, sehingga kebutuhan bahan bakupun berkurang. Menurutnya biaya roduksi, tentunya akan meningkat keuntungan industri tersebut. Keuntungan bukan hanya diperoleh oleh satuan perusahaan tetapi juga mengurangi dampak dari akibat dari limbah yang terbuang terhadap lingkungan. Dengan demikian, ekoefiensi adalah manjemen bisnis atau pengolahan usaha yang memadukan efisiensi secara ekonomi dan secara lingkungan.
2    Prinsip Pemanfaatan Berkelanjutan
 Pemanfaatan berkelanjutan dimaksudkan agar pemanfaatan dan pengolahan bahan alam tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin kelestarian bahan alam yang terkendali, lestari dan berkelanjutan. Dengan cara demikian, Pemanfaatan bahan alam tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tetapi menjamin terpenuhinya kebutuhan generasi yang akan datang.
3     Prinsip Kemakmuran, Keadilan dan Pemerataan
Pemanfaatan bahan alam organik dan bahan alam anorganik dititik beratkan untuk kemkmuran rakyat berdasarkan atas keadilan dan emerataan. Pemanfaatan bahan alam tidak hanya boleh menguntungkan seseorang atau kelompok orang saja tetapi secara adil juga dirasakan manfaatan oleh seluru rakyat Indonesia.
4    Prinsip Resionalisasi
Prinsip Resionalisasi adalah suatu emanfaatan bahan alam yangrasional sesuai daya dukung bahan alam dan kemungkinan penggunaan bahan alam pengganti (subsitusi) Pemanfaatan yang berlebihan atau boros akan mengurangi kemungkinan generasi yang akan datang menikmati bahan alam yang sama. Karena itu didalam pemanfaatan bahan alam diperlukan perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan secara wajar. Selain itu diupayakan untuk mencari bahan alam pengganti (bahan alam alternatif), sehingga tidak hanya tergantung pada bahan alam tersebut. Sebagai contoh bahan bakar minyak dapat dikurangi pemanfaatanya dengan mengembangkan bahan alam energi dari radiasi matahari, tanaman (bioenergi) dan lain-lain.
5    Prinsip Penggunaan Tata Ruang Yang Benar
Setiap wilayah memiliki kondisi yang berbeda-beda, termasuk bahan alamnya. Tata ruang yang benar adalah tata ruang yang memoerhatikan kondisi bahan alam yang berbeda-beda tesebut. Dengan cara demikian, maka bahan alam dapat dimanfaatkan secara optimal karena didasarkan dengan keadaan bahan alamnya masing-masing. Sebagai contoh lahan-lahan yang subur sebaiknya diutamakan pemanfaatan untu pertanian bukan pemukiman atau industri. Contoh dimebung sawa-sawa telah dibangun rumah-rumah tinggal. Pertimbangan lahan yang subur tentu akan memberikan hasil yang lebih baik.
6    Prinsip Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan
Bahan alam mempunyai keterbatasan, baik bahan alam yang dapat diperbaharui       maupun bahan alam yang tidak dapat diperbaharui, dalam mendukung aktifitas manusia untuk memperhatikan keserasian dan kelestarian daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lainya.
2.5 Hambatan-Hambatan  Dalam Proses Pemanfaatan  Bahan Alam
        Dikarenakan Indonesia masi merupakan Negara berkembang, Indonesia masi mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan bahan alam indonesia yang masih kurang. Berikut ini hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan alam yaitu:
1.    Kurangnya tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam.
2.    Mahalnya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sumber daya alam.
3.    Kerja sama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4.    Transportasi ke daerah sumber daya alam terbatas mengingat indonesia merupakan kepulauan.
5.    Sumber daya alam yang belum memenuhi klasifikasi

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
    Bahan alam yang berasal dari anorganik sangatlah banyak kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari namun pemanfaatan bahan alam yang berasal dari anorganik ini tidak bisa langsung dipergunakan,harus melalui proses pengolahan yang baik.pengolahan dengan menggunakan teknologi tinggi akan menghasilkan barang yang bernilai tinggi pula dan mempunyai kualitas yang bermutu.Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pemanfaatan bahan alam seperti: prinsip ekoefisiensi,prinsip pemanfaatan berkelanjutan,prinsip kemakmuran,keadilan pemerataan,prinsip rasionalisasi,prinsip penggunaaan tata ruang yang benar dan prinsip keseimbagan daya dukung lingkungan.walaupun dalam pengolahan bahan alam sudah baik tetapi juga tidak lepas dari hambatan-hambatan dalam proses pemanfaatanya.
3.2   Saran
    Bahan alam yang berasal dari anorganik teutama bahan tambang tida dapat diperbaharui.sebaiknya penggunaanya harus dilakukan dangan sebaik-baiknya, karena jumlahnya sangat terbatas. Selainitu juga kita harus mencari solusi, bagaiman agar bahan tambang yang merupakan bahan tambang yang merupakan banhan tambang yang tidak dapat di perbaharuhi  itu dapat kita ganti dengan bahan alternatif. Sehingga bahan-bahan alam yang tersebut masih bisa kita amnfaatkan dalam jangka waktu yang lama.
    DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas 2006. Kurikulum Sains  SD 2006. Jakarta : Depdiknas
Lukman, Cecilia (et.al). 1999. Oxford Ensiklopedi Pelajar. Grolier Internasional. (Edisi revisi)

MAKALAH TENTANG ORGANISASI PERHIMPUNAN INDONESIA DAN SAREKAT ISLAM

MAKALAH TENTANG
ORGANISASI PERHIMPUNAN INDONESIA
DAN
SAREKAT ISLAM


Disusun Oleh
KELOMPOK II
1.    MARIAM KAFOLATA
2.    MARIAM KARMAKANI
3.    MARTA MANIMALAY
4.    MARTA KOLIMO
5.    MARTINUS BRIKMAR
6.    MEGI ATAKARI



SMA NEGERI 01 ABAD
2014

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
 Tugas makalah yang diberi judul SEJARAH BERDIRINYA PERHIMPUNAN INDONESIA DAN SAREKAT ISLAM ini ialah suatu makalah yang disusun sebagai syarat untu mengikuti ujian Mata Pelajaran Sejarah.
Penyusun makalah ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu,baik selama penyusunan tugas ini maupun di luar itu.
Semoga Tuhan selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua , amin.
Penyusun menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penyusun harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penyusun makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
    Alor,  MEI 2014
                                                                                                                              Penyusun

Daftar Isi

Halaman Judul        i   
Kata Pengantar         ii
1.    Daftar Isi         iii
BAB I PENDAHULUAN         1
A.    Latar Belakang         1
B.    Rumusan Masalah         2

BAB II PEMBAHASAN         3
2.1    Pembentukan Organisasi Perhimpunan Indonesia        3
2.2    Pelopor Pergerakan         4

BAB III PENUTUP         8
3.1. Kesimpulan          8
3.2 Saran         8

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia Lahirnya pegerakan pasional Indonesia tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa di Benua Asia saat itu.
a. Faktor Intern
1.    Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan sehingga menimbulkan tekad untuk menentangnya.
2.    Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti zaman Sriwijaya dan Majapahit.
3.    Munculnya kaum intelektual yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan nasional.

b. Faktor Ekstern
4.    Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.
5.    Adanya Gerakan Turki Muda 1908 di Turki.
6.    Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905) menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa Barat.
7.    Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme mempercepat  timbulnya nasionalisme Indonesia.
      Rasa jenuh akan penjajahan yang tidak kunjung selesai mengakibatkan muncul berbagai organisasi yang timbul karena adanya keinginan serta semangat yang tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dari para terpelajar, dan rakyat biasa pun juga ikut mengambil andil di dalamnya. Organisasi-organisasi ini bergerak dibidang sosial, politik, pendidikan dan lai-lain. Sarekat Dagang Islam (SDI) termasuk diantara organisasi yang muncul dan tumbuh berkat tangan para  terpelajar yang di dalamnya. Tak berapa lama SDI bertransformasi atau berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI) dan menghilangkan dagang karena organisasi ini ingin memahamkan umat Islam Indonesia dalam segala bidang bukan saja dalam bidang ekonomi saja.
      Sarekat Islam merupakan gerakan pembaharuan Islam, serta mengharapkan akan dapat memecahkan segala problema yang dihadapi umat Islam Indonesia. Dalam makalah ini akan membahas sedikit tentang SI, organisasi yang pertama berdiri hanya bergerak di bidang ekonomi dan seiring berjalannya waktu menambah pergerakannya menjadi di berbagai bidang.
  
B.    RUMUSAN MASALAH
I.    Bagaimana sejarah terbentuknya Perhimpunan Indonesia?
Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswamahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia bernama Indische Vereeniging.
Kegiatannya pada mulanya hanya terbatas pada penyelenggaraan pertemuan sosial dan para anggota ditambah dengan sekali-sekali mengadakan pertemuan dengan orang-orang Belanda yang banyak memperhatikan masalah Indonesia, antara lain: Mr. Abenendanon, Mr. van Deventer, dan Dr. Snouck Hurgronye.
Kedatangan 3 tokoh Indische Partiij ke negeri Belanda yang dibuang oleh pemerintah kolonial (Cipto Mangunkusumo, R. M Suwardi Suryaningrat, E.F.E. Douwes Dekker) segera mengubah suasana dan semangat Indische Vereeniging. Tokoh IP tersebut membawa suasana politik ke dalam pikiran tokoh-tokoh Indische Vereeniging.
Udara politik itu lebih segar lagi setelah datangnya Comite Indie Weerbaar (Panitia Ketahanan Hindia Belanda) yang dibentuk oleh pemerintah kolonial, sebagai usaha untuk mempertahankan Indonesia dari ancaman Perang Dunia I. Panitia ini terdiri atas R.Ng. Dwijosewojo (BU), Abdul Muis (SI), dan Kolonel RheMrev, seorang Indo-Belanda. Kedatangan tokoh-tokoh IP dan Comite Indie Weerbaar tersebut, memberikan dimensi pikiran baru bagi para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda.
Mereka bukan hanya dapat menuntut ilmu, tetapi juga harus memikirkan bagaimana dapat memperbaiki nasib bangsanya sendiri. Pada tahun 1912 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging dan akhirnya diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (1924). Dengan perubahan itu, terjadi pula perubahan dasar pikiran dan orientasi dalam pergerakan mereka. Majalah mereka berganti nama menjadi Indonesia Merdeka (1924). Terjadilah pergeseran cara berpikir dan gerakan yang radikal, dengan tegas mereka menginginkan Indonesia merdeka.
Perhimpunan Indonesia semakin tegas bergerak memasuki bidang politik, terlihat dari asasnya yang dimuat dalam majalah Hindia Poetra, Maret 1923, yaitu “Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggungjawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata”. Hal yang demikian itu hanya dapat dicapai oleh orang Indonesia sendiri, bukan dengan pertolongan siapapun juga. Oleh karena itu, segala jenis perpecahan harus dihindarkan, supaya tujuan lekas tercapai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Pembentukan Organisasi Pergerakan Nasional
Sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Nusantara pada abad ke-16, bangsa Indonesia telah mengadakan perlawanan. Namun segala bentuk perlawanan yang dilakukan tersebut selalu mengalami kegagalan. Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah:
a.       Perjuangan bersifat kedaerahan.
b.      Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
c.       Masih tergantung pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).
d.      Kalah dalam persenjataan.
e.       Belanda menerapkan politik adu domba (devide et impera).

Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin berjuang dengan cara yang lebih modern yaitu menggunakan kekuatan organisasi. Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum terpelajar mendirikan wadah perjuangan yang dikenal dengan Budi Utomo. Lahirnya Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh lahirnya organisasi-organisasi sosial, ekonomi, dan politik yang lain. Lahirnya organisasi-organisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional. Pergerakan nasional ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan pergerakan bangsa Indonesia sebelumnya. Pergerakan nasional setelah tahun 1908 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Pergerakan bersifat kebangsaan (nasional).
b.      Pergerakan menggunakan sistem organisasi yang modern dan demokratis, serta tidak terpusat pada pimpinan.
c.       Pergerakan didirikan oleh kaum terpelajar yang memiliki pandangan luas dan jauh ke depan.
d.      Bentuk perjuangan tidak bersifat fisik, melainkan gerak sosial,ekonomi, dan pendidikan.
Adapun laju pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh faktor dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
1.    Faktor dari dalam negeri
Faktor-faktor yang mendorong pergerakan nasional yang muncul dari bangsa sendiri di antaranya adalah:
a.       penderitaan yang berkepanjangan,
b.      lahirnya golongan cendikiawan, dan
c.       kenangan kejayaan masa lampau yang pernah dialami bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
2.    Faktor dari luar negeri
Faktor yang berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia yang berasal dari luar negeri adalah:
a.       kemenangan Jepang atas Rusia 1905,
b.      kebangkitan nasional negara-negara tetangga seperti India dan Filipina,
c.       pengaruh masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan demokrasi.
2.2. Pelopor Pergerakan
2.2.1.           Sarekat Islam
Pergerakan ini pada mulanya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Tujuannya adalah memperkuat persatuan pedagang pribumi agar mampu bersaing dengan pedagang asing terutama pedagang Cina. Namun pada tanggal 10 September 1912 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Tujuan pergantian nama ini didasarkan atas pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:
a.       Ruang gerak pergerakan ini lebih luas, tidak terbatas dalam masalah perdagangan melainkan juga bidang pendidikan dan politik.
b.      Anggota pergerakan ini tidak hanya terbatas dari kaum pedagang, tetapi kaum Islam pada umumnya.
Sarekat Islam adalah organisasi yang bercorak sosial, ekonomi, pendidikan, dan keagamaan, namun dalam perkembangannya Sarekat Islam juga bergerak di bidang politik. Sarekat Islam tumbuh sebagai organisasi massa terbesar pertama kali di Indonesia. Pada tanggal 20 Januari 1913 Sarekat Islam mengadakan kongres yang pertama di Surabaya. Dalam kongres ini diambil keputusan bahwa:
a.       Sarekat Islam bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah Hindia Belanda.
b.      Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
c.       HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
d.      Kongres pertama ini dilanjutkan kongres yang kedua di Surakarta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka bagi rakyat biasa. Para pegawai pemerintah tidak boleh menjadi anggota SI karena dipandang tidak dapat menyalurkan aspirasi rakyat.
Pada tanggal 17-24 Juni 1916 diadakan kongres Sarekat Islam yang ketiga di Bandung. Dalam kongres ini Sarekat Islam sudah mulai melontarkan pernyataan politiknya. Sarekat Islam bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu bangsa yang berdaulat (merdeka). Tahun 1917 SI mengadakan kongres yang keempat di Jakarta.
Dalam kongres ini Sarekat Islam menegaskan ingin memperoleh pemerintahan sendiri (kemerdekaan). Dalam kongres ini Sarekat Islam mendesak pemerintah agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). SI mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakilnya di Volksraad. Antara tahun 1917–1920 perkembangan Sarekat Islam sangat terasa pengaruhnya dalam dunia politik di Indonesia. Corak demokratis dan kesiapan untuk berjuang yang dikedepankan Sarekat Islam, ternyata dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh sosialis untuk mengembangkan ajaran Marxis. Bahkan beberapa pimpinan Sarekat Islam menjadi pelopor ajaran Marxis (sosialis) di Indonesia dan berhasil menghasut sebagian anggota Sarekat Islam. Pemimpin-pemimpin Sarekat Islam yang merupakan pelopor ajaran Marxis (sosialis) di antaranya Semaun dan Darsono. Sebagai akibat masuknya paham sosialis ke tubuh Sarekat Islam yang dibawa Sneevliet melalui Semaun CS, pada tahun 1921 SI pecah menjadi dua:
1.      SI sayap kanan atau SI Sayap putih
SI ini tetap berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2.       SI sayap kiri atau SI sayap merah
Sarekat Islam ini berhalauan sosialis kiri (komunis) yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Adapun pusatnya di Semarang.
Pada Kongres nasional SI ketujuh di Madiun tahun 1923 SI diganti menjadi PSI atau Partai Sarekat Islam. Tujuannya untuk menghapus kesan SI dari pengaruh sosialisme kiri. Tahun 1927 merupakan than terakhir dari masa transisi PSI untuk menciftakan struktur partai yang kuat. Pada tahun 1928 dan 1929 pemimpin-pemimpin PSI merasa khawatir atas dominasi Partai Nasional Indonesia (PNI) dalam gelanggang politik.
PSI yang merupakan badan Federasi PPPKI, lambat laun merasa tidak senang terhadap Federasi tersebut. Dalam kongres PPPKI di Solo pada akhir bulan Desember 1929 Muhammad Husni Thamrin menyatakan sangat keberatan atas sikap PSI cabang Batavia yang menolak ikut serta dalam rapat-rapat protes PPPKI terhada poenale sanctie yang dilaksanakan pada bulan Desember 1929. Menanggapi kritik itu PSI mengancam keluar dari PPPKI. Kemudian, salah satu keputusan hasil kongres PSI tahun 1930 adalah mengubah nama partai menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Perubahan itu dilakukan untuk menunjukkan, seperti juga partai-partai lainya, sama berbaktinya terhadap pembentukan negara kesatuan Indonesia.
Karena semakinkurangnya pengaruh PSI diakibatkan adanya persaingan politik dari pihak lain, sehingga pada tanggal 24-27 Januari 1930, pada kongres PSI ke-17 memutuskan pembaruan organisasi. Pada tingkat pusat partai dipimin oleh dua badan pengurus yaitu, Dewan Partai dan Majelis Tahkim PSII yang dibentuk oleh kongres dan satu badan eksekutif Lajnah Tanfidziyah PSII yang bertanggung jawab kepada Dewan Partai yng bertanggung jawab dalam masa antara dua kongres.pembagian itu dilakukan karena berkurangnya kesehatan kedua pemimpin Cokroaminoto dan Agus Salim yang waktu itu dianggap tidak dapat digantikan siapapun juga dalam partai. Badan Eksekutif itu sebagai pengurus harian terdiri dari pemimpin-pemimpin departeme-departemen yang juga duduk di Badan Legislatif bersama utusan dari cabang-cabang. Dewan Partai tugasnya mengawasi jalannya azas partai secara tepat dan menyelesaikan semua perselisihan.
Pada akhir tahun 1930 PSII keluar dari PPPKI karena kelompok studi umum di Surabaya kurang menghormati agama Islam; perkumpulan-perkumpulan lain anggota PPPKI selalu bertengkar karena perkumpulan-perkumpulan itu menetang poligami (J.M. Pluvier,op.cit.,hlm.71). pada saat tersebut PSII pecah menjadi beberapa partai kecil.

2.2.2.      Indische Partij
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Pendiri Indische Partij terkenal dengan sebutan tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker (ketua), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (wakil ketua). Indische Partij adalah organisasi pergerakan nasional Indonesia pertama kali yang terang-terangan bergerak di bidang politik. Tujuan Indische Partij, yaitu menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Dalam program kerjanya ditetapkan langkah-langkah untuk menyukseskan Indische Partij yaitu:
a.       Meresapkan cita-cita kesatuan nasional Indonesia.
b.      Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik dibidang pemerintahan maupun kemasyarakatan.
c.       Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan agama yang lain.
d.      Memperbesar pengaruh pro Hindia (Indonesia) di dalam pemerintahan.
e.       Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Indonesia, terutama memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Indische Partij  terdiri diatas dasar nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia. Indonesia sebagai “National Home” semua orang keturuna Bumiputera, Belanda, Cina, Arab dan sebagainya yang mengakui Indonesia sebagai tanah air dan kebangsaannya. Paham ini pada waktu dahulu dikenal sebagai Indisch nationalisme. Yang kemudian hari melalui perhimpunan Indonesia dan PNI menjadi Indonesich Nationalisme atau Nasionalisme Indonesia. Pasal-pasal ini pulala yang menyatakan Indische Partij sebagai partai politik yang pertama di Indonesia. Bahwa Indische Partij adalah suatu partai yang radikal juga, dinyatakan Douwes Dekker, didirikan partai ini merupakan “penantangan perang dari pihak buadak koloni yang membayar lasting kepada kerajaan penjajah, pemungut pajak.”
Berbeda dengan sikat hati-hati terhadap Budi Utomo dan Serikat Islam pemerintah Hindia Belanda bersikap tegas terhadap Indische Partij. Permohonan yang diajukan kepada Gubernur Jendral untuk mendapat pengakuan sebagai badan hukum pada 4 Mare 1913. Ditolak dengan alasan organisasi ini berdasarkan politik dan mengancam hendak merusak keamanan umum. Juga setelah pihak Indische Partij mengadakan audiensi kepada Gubernur Jenderal dan diubanya pasal kedua dari anggaran dasar, Indische Partij tetap merupakan partai terarang. Ini terjadi pada 11 Maret 1913. Kejadian ini merupakan peringatan keras bagi Indische Partij dan juga partai-partai lain, bahwa kemerdekaan itu tidak dapat diterima sebagai hadiah dari pemerintahan kolonial. Kemerdekaan itu haruslah direbut, ehingga makin jelas perkataan Douwes Dekker setahun sebelumya, bahwa ”pngertian Hindia haruslah dipandang sebagai salah satu dari partai yang bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan. Pemerintah yang berkuasa disuatu tanah jajahan, bukanlah pemimpin namanya melainkan penindasan dan penindasan itu adalah musuh yang sebesar-besarnya bagi ksesejahteraan rakyat, lebih berbahaya dari pemberontakan atau gerakan yang meminta perubahan pemerintahan (revolusi).
Karena penulisan sebuah risalah yang berjudul“Als ik een Nederlander was” oleh Suwardi Suryaninggrat pada sehubungan maksud Belanda mengadakan ulang tahun ke-100 kemerdekaan negeri Belanda terhadap Perancis. Pada bulan Agustus 1912, Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo dan suwardi Suryaninggrat dijatuhi hukuman pembuangan, dan mereka memilih Belanda. Setelah kepergian tiga serangkai membawa pengaruh terhadap Indische Partij yang semakin lama semakin menurun.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Adanya penjajahan di negeri Indonesia membuat dan memberikan perhatian bagi pahlawan bangsa ini untuk bisa membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Salah satu jalan yang ditempuh dalam penggerak kemerdekaan ini adalah melalui organisasi. Organisasi ini antara lain Budi Utom, Serikat Islam, Indische Partij dan lainnya.
            Pergerakan nasional di Indonesia dapat digolongkan ke dalam empat kategori yaitu, pertama, pelopor pergerakan yang antara lain adalah budi utomo, serekat islam dan indische partij. Kedua, Masa Radikal yang antara lain, Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Partindo, PNI-Baru, Gerindo. Ketiga, Gerakan Akhir Masa Hindia Belanda yang terdiri dari Fraksi Nasional, Petisi Sutardjo dan Gabungan Politik Indonesia. Keempat, Gerakan Perempuan dan Pemuda yang terdiri dari gerakan perempuan dan gerakan pemuda.
3.2. saran
            Kemerdekaan ini tidaklah didapat dengan mudah, tidaklah didapat dengan sendir melainkan karena kesatuan rasa bersatu yang terhimpun dalam organisai yang menggerakkan tujuan iti semakin dekat untuk dicapai. Dan bukanlah perihal yang mudah berjuang dalam organisasi yang ikhwalnya pada masa oraganisasi kita berdiri tersebut mendapat pertentengan dari pemerintah kita. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin selagi kita bersama, berusaha dan berjuang untuk tujuan mulia, hingga apapun usaha kita tetap akan berbuah, jika tidak dipetik dimasa kita mungkin dimasa setelah kita.

DAFTAR PUSTAKA
Marwati Djoned Poesponegoro  dan Nugroho Notosusanto (2008). Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta : Balai Pustaka
Sudiyo (2004). Perhimpunan Indonesia. Jakarta : kerjasama PT. Bina Adiaksara dengan PT. Rineka Cipta
Sudiyo (2002). Pergerakan nasional. Jakarta : PT. Rineka Cifta
Direktur urusan kepahlawanan (2003). Album pahlawan bangsa. Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya